Ahsanta Web

Ahsanta WEb

Membangun Masa Depan Digital Anda Bersama Kami

Tersenyum demi Tip vs Tulus dari Hati: Ketika Keramahan Indonesia Bikin Orang Eropa Curiga (8)

Oleh Redaksi Ahsantaweb

Bagi Chris, seorang komedian asal Italia, pengalaman pertamanya tinggal di Indonesia adalah kejutan budaya yang menyentuh—dan membingungkan. Ia datang dari Eropa, tempat di mana ekspresi wajah sering kali mencerminkan suasana hati yang sebenarnya. Tapi di Indonesia, semua orang tersenyum. Ramah. Sopan. Terlalu sopan, bahkan.

“Awalnya saya curiga,” ujar Chris. “Saya pikir mereka semua palsu. Masa sih semua orang seramah itu?”

Dalam pengalamannya tinggal di Eropa dan Amerika, ia terbiasa dengan keramahan yang “bertujuan”—terutama di Amerika Serikat, di mana pelayan tersenyum lebar bukan karena tulus, tapi karena berharap tip 25%. Sementara di Italia, jangan harap pelayan tersenyum—karena tip tidak wajib, maka senyum pun tidak perlu.

Namun di Indonesia, keramahan bukan bagian dari strategi pelayanan. Ia tumbuh dari budaya hormat, nilai kekeluargaan, dan pendidikan sosial sejak dini. Chris menyadari bahwa senyum orang Indonesia bukan basa-basi. Itu adalah cara mereka memperlakukan sesama manusia—entah itu tamu, teman, atau orang asing sekalipun.

“Setelah tinggal lebih lama, saya mengerti. Mereka benar-benar seperti itu. Tulus. Ramah. Dan ternyata itu menular,” katanya.

Chris juga melihat bagaimana keramahan ini tercermin dalam interaksi sehari-hari. Orang Indonesia memanggil orang lain dengan sebutan “Mbak,” “Mas,” atau “Pak”—bahkan kepada orang asing. Ucapan terima kasih dan permisi menjadi kebiasaan yang otomatis, bukan formalitas yang dibuat-buat.

Namun, perbedaan budaya ini juga menantang. Bagi sebagian orang Barat yang terbiasa dengan komunikasi yang lugas dan ekspresi yang transparan, keramahan Indonesia bisa disalahartikan sebagai kepalsuan atau ketidaktegasan. Tapi justru di sanalah letak kekuatan sosial masyarakat Indonesia: mereka menjaga harmoni lebih dari sekadar menyampaikan opini.

Chris akhirnya belajar untuk tidak hanya menghargai keramahan itu, tapi juga menirunya.
“Di sini, saya menjadi lebih sabar, lebih menghargai orang, lebih tenang. Semua berawal dari satu hal kecil: senyum tulus dari orang yang bahkan tidak saya kenal.”

https://ahsantaweb.com

Leave a Reply