Ahsanta Web

Zikir dan Doa: Mana yang Lebih Utama?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar anjuran untuk banyak berzikir dan memperbanyak doa. Namun, pernahkah kita bertanya, manakah yang lebih utama? Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab Al-Wabilus Sayyib menjelaskan bahwa zikir lebih utama daripada doa.

Mengapa demikian?

  • Zikir berisi pujian untuk Allah: menyebut nama-nama-Nya yang indah (Asmaul Husna), mengingat nikmat-nikmat-Nya, serta mengagungkan sifat-sifat-Nya.
  • Doa berisi permintaan hamba: kebutuhan manusia yang disampaikan kepada Allah.

Dengan kata lain, zikir adalah bentuk pengakuan dan pujian kepada Allah, sementara doa adalah permohonan hamba. Maka, kedudukan zikir lebih tinggi karena isinya memuliakan Sang Pencipta.


Hadis Tentang Zikir dan Doa

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barang siapa yang sibuk berzikir kepada-Ku hingga tidak sempat berdoa kepada-Ku, maka Aku akan berikan kepadanya sesuatu yang lebih baik daripada apa yang Aku berikan kepada orang-orang yang meminta.”

(HR. Al-Bukhari dalam At-Tarikh al-Kabir; dinilai dhaif oleh sebagian ulama, namun ada yang menilai hasan seperti Ibnu Hajar dan As-Suyuthi).

Artinya, orang yang rajin berzikir akan tetap mendapat anugerah Allah meski ia tidak sempat berdoa secara khusus.


Adab Berdoa yang Dianjurkan

Meski zikir lebih utama, doa tetap memiliki kedudukan mulia. Hanya saja, Rasulullah ﷺ mengajarkan agar doa didahului dengan zikir dan pujian kepada Allah, baru kemudian menyampaikan permintaan.

Contohnya:

  1. Doa Nabi Yunus عليه السلام ketika berada di dalam perut ikan:
    “La ilaha illa Anta, Subhanaka, inni kuntu minaz-zhalimin”
    (Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim).
    ➝ Hadis Tirmidzi: “Tidaklah seorang muslim berdoa dengan doa ini melainkan Allah akan kabulkan.”
  2. Doa Nabi Musa عليه السلام ketika dalam pelarian:
    “Rabbi inni lima anzalta ilayya min khairin faqir”
    (Ya Rabbku, sesungguhnya aku sangat membutuhkan kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku).
    ➝ QS. Al-Qashash: 24.
  3. Doa sahabat yang didengar Rasulullah ﷺ:
    “Allahumma inni as’aluka bi-anni asyhadu annaka Antallah, la ilaha illa Anta, al-Ahad, ash-Shamad…”
    ➝ Hadis riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dinilai hasan oleh Tirmidzi dan sahih oleh Ibnu Hibban.

Hikmah yang Bisa Kita Ambil

  1. Perbanyak zikir – karena itu bentuk pujian kepada Allah yang membuat kita dekat kepada-Nya.
  2. Jangan terburu-buru berdoa – mulailah dengan memuji Allah, bershalawat atas Nabi ﷺ, lalu sampaikan hajat kita.
  3. Tawasul yang benar – dalam doa kita bisa bertawasul dengan nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya, atau mengakui kelemahan diri kita.
  4. Yakin pada takdir Allah – doa tidak mengikat kehendak Allah. Allah menjawab doa sesuai hikmah dan kasih sayang-Nya: bisa dikabulkan, diganti dengan yang lebih baik, atau disimpan sebagai pahala di akhirat.

Penutup

Zikir dan doa adalah dua amalan utama yang tidak boleh dipisahkan. Zikir menguatkan hati dan memuliakan Allah, sementara doa adalah sarana kita menyampaikan kebutuhan. Keduanya akan lebih sempurna bila dilakukan dengan adab yang benar: memuji Allah terlebih dahulu, lalu memohon dengan rendah hati.

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang rajin berzikir, tekun berdoa, dan selalu bersyukur atas nikmat-Nya.

https://ahsantaweb.com

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*
*