Dari Depresi ke Kebahagiaan: Bagaimana Bali Menyelamatkan Hidup Seorang Komedian Italia (3)
Oleh Redaksi Ahsantaweb
Chris tidak datang ke Bali untuk liburan. Ia datang untuk menyelamatkan hidupnya.
Sebelum pindah ke Indonesia, Chris hidup di tengah tekanan budaya Barat yang menuntut kesuksesan materi, ambisi tak henti, dan kerja tanpa akhir. “Saya sempat berada di titik hampir bunuh diri,” katanya. Dalam kondisi mental yang rapuh dan penuh kelelahan, ia membuat keputusan yang mengubah segalanya: pindah ke Bali, mencari hidup yang lebih bermakna.
Keputusannya dianggap aneh oleh keluarganya di Italia. Kakaknya bahkan menyuruhnya tetap tinggal, bekerja keras, menabung, lalu baru mencari kebahagiaan di masa pensiun. Tapi Chris memilih jalan sebaliknya: bahagia sekarang, bukan nanti.
Di Bali, ia menemukan lingkungan yang memberi ruang untuk bernafas, hidup lebih pelan, dan merasakan kehadiran. Nilai-nilai lokal tentang komunitas, spiritualitas, dan keluarga membuatnya berpikir ulang tentang apa itu “sukses”. Ia tidak lagi bekerja demi uang semata, tetapi demi kenikmatan hidup yang utuh.
Bukan hanya mentalnya yang pulih. Hidup Chris berubah total: ia menemukan cinta sejati, menikah, menjadi seorang ayah—yang ia sebut sebagai “tujuan nomor satu dalam hidup saya.” Ia juga menjalani profesi impiannya: menjadi komedian. “Saya dibayar untuk membuat orang tertawa. Itu pekerjaan terbaik di dunia,” ujarnya.
Baginya, Indonesia bukan sekadar tempat tinggal, tapi ruang untuk menjadi diri sendiri sepenuhnya. “Saya menjalani mimpi Indonesia,” katanya. “Di sini, saya adalah orang yang selalu saya inginkan.”
Chris kini tak ingin kembali ke Italia. Bukan karena benci, tapi karena di Bali, ia menemukan rasa pulang yang sejati. Saat anak laki-lakinya tiba-tiba berkata, “Papa, kamu sahabatku,” Chris tahu—hidupnya benar-benar telah berubah.