Di Indonesia, Saya Menjadi Diri Saya yang Sebenarnya: Rumah Bukan Sekadar Tempat (10)
Oleh Redaksi Ahsantaweb
Bagi sebagian orang, “rumah” adalah tempat lahir, atau lokasi di mana keluarga tinggal. Namun bagi Chris, komedian asal Italia, rumah justru ia temukan ribuan kilometer dari tanah kelahirannya—di Indonesia.
Sebelum pindah, Chris merasa hidupnya di Italia seperti terkungkung dalam ekspektasi sosial. Karier harus begini, hidup harus begitu, dan kebahagiaan hanya boleh datang setelah masa pensiun. “Saya tidak pernah merasa benar-benar bebas untuk jadi diri saya sendiri,” ujarnya.
Namun semuanya berubah ketika ia memutuskan tinggal di Bali. Di sana, untuk pertama kalinya, ia merasa tidak harus menjadi “orang lain” agar diterima. Ia bisa menjadi Chris versi yang paling jujur—yang ingin tertawa, membuat lelucon, mencintai tanpa syarat, dan menjadi ayah yang hadir penuh.
Indonesia memberinya ruang untuk tumbuh secara utuh:
-
Ia menemukan cinta sejatinya dan membangun keluarga.
-
Ia menjadi komedian penuh waktu—pekerjaan impiannya.
-
Ia hidup dalam masyarakat yang lebih menghargai manusia karena siapa mereka, bukan karena apa yang mereka capai.
“Dulu saya hanya bekerja untuk hidup. Sekarang saya hidup untuk menjadi manusia yang utuh,” kata Chris.
Di Bali, ia juga belajar bahwa hidup tak perlu terburu-buru. Masyarakat lokal lebih menghargai waktu bersama keluarga, upacara adat, dan keheningan spiritual. Bagi Chris, ini mengubah cara pandangnya terhadap waktu, kesuksesan, bahkan nilai diri.
Ketika ditanya apakah ia ingin kembali ke Italia, jawabannya tegas:
“Tidak. Saya tidak rindu. Bahkan hubungan saya dengan keluarga justru membaik karena sekarang saya bahagia.”
Chris tidak melihat Indonesia hanya sebagai tempat tinggal. Ia menyebutnya sebagai tempat yang membantunya mengambil kembali kendali atas hidupnya. Tempat yang tidak menghakimi, tidak membatasi, dan tidak memaksanya untuk menjadi siapa pun selain dirinya sendiri.
Dan itulah definisi rumah yang paling sejati:
bukan sekadar tempat tinggal, tapi tempat di mana kita bisa menjadi diri kita sepenuhnya.