Sulfikar Amir : Anies Rasyid Baswedan, Sosok yang Dibutuhkan Indonesia Saat ini
Anies Rasyid Baswedan, seorang pemimpin yang memiliki karakter yang sangat kuat, telah menjadi figur yang dibutuhkan Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan saat ini. Pengamatan dan pemahaman saya terhadap Mas Anis telah terjalin sejak kami berada di Amerika, di mana kami berdua menerima beasiswa full Bright yang menjadi awal pertemuan kami.
Pertama kali bertemu dengan Mas Anis di Amerika, saya langsung melihat kekuatan karakternya. Seiring berjalannya waktu, kita berdua kebetulan bertemu lagi ketika beliau menjabat sebagai Rektor di Paramadina. Saat itu, saya dan beberapa teman sedang menginisiasi gerakan bernama “Save Jakarta” pada tahun 2010. Dukungan dari Mas Anis, yang memberikan izin untuk menggunakan fasilitas universitas, menciptakan ikatan antara kami.
Ketemuannya dengan Mas Anis semakin intensif selama masa pandemi COVID-19. Pada Maret 2020, ketika Indonesia menyadari adanya kasus COVID-19 di Jakarta, Mas Anis, sebagai Gubernur DKI, memberlakukan masa darurat, berbeda dengan keputusan pemerintah pusat yang menolak lockdown. Saya secara aktif terlibat dalam memberikan masukan terkait konsep penanganan pandemi, yang kemudian diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI.
Pandemi menjadi ujian sejauh mana seorang pemimpin mampu mengelola krisis. Dalam hal ini, saya melihat Mas Anis sebagai pemimpin yang objektif, terbuka terhadap masukan dari berbagai ahli, termasuk epidemiolog, sosiolog, dan ahli komunikasi. Keputusan yang diambil selalu berdasarkan pada data dan sains, yang menjadi landasan kuat penanganan COVID-19 di Jakarta.
Mas Anis juga terbukti inovatif dalam menangani masalah transportasi dan mengelola citra kota melalui riset dan inovasi. Komitmen beliau terhadap riset dan inovasi menjadi lebih nyata selama pandemi. Beliau memahami bahwa krisis ini membutuhkan solusi ilmiah, dan inilah yang membuat Jakarta berhasil menghadapi pandemi dengan baik, menghindari dampak serius seperti di beberapa kota besar di dunia.
Penting untuk mencatat bahwa keadilan juga menjadi landasan kuat kepemimpinan Mas Anis. Sebagai seorang sosiolog, beliau memiliki pemahaman mendalam tentang pentingnya keadilan dalam membangun negara. Keadilan bukan hanya tujuan, tetapi juga instrumen untuk mencapai kemajuan. Pandangan ini tercermin dalam setiap keputusan yang diambil oleh Mas Anis selama masa pandemi.
Melihat masa depan Indonesia, terutama dalam konteks 13 tahun ke depan yang dianggap sebagai masa kritis oleh Presiden Jokowi, kita membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memiliki kompetensi, tetapi juga komitmen terhadap keadilan dan kemampuan untuk mendorong inovasi. Pak Anis, dengan latar belakang akademis dan rekam jejak yang kuat, menjadi pilihan yang tepat untuk membawa Indonesia menuju negara berpenghasilan tinggi.
Keberhasilan Jakarta di bawah kepemimpinan Mas Anis memberikan keyakinan bahwa visi dan gagasan beliau dapat diimplementasikan secara lebih luas di tingkat nasional. Pemimpin yang dapat menggabungkan nilai teknokratis dan demokratis, seperti yang telah ditunjukkan oleh Mas Anis, akan membawa Indonesia ke arah yang benar untuk menjadi negara maju.
Sebagai penutup, perlu ada perbaikan terhadap sentralisasi lembaga riset melalui brand yang tidak efektif selama dua tahun terakhir. Kita perlu mengembangkan ekosistem inovasi yang bersifat multipolar dan heterogen untuk mendukung pengembangan riset dan inovasi di Indonesia.
Pilihan untuk masa depan Indonesia berada di tangan kita, dan Mas Anis Rasyid Baswedan adalah sosok yang memiliki kompetensi, komitmen, dan visi untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
(Sulfikar Amir, Associate Professor di Nanyang Technology University, Singapura)